Dr. Keith L Moore, ahli embriologi
terkenal dari Amerika membaca suatu tulisan bahwa Al Quran memuat ihwal
pertumbuhan janin dari masa pembuahan hingga lahir, ia memang sulit percaya. Sebab
menurutnya, pengetahuan embriologi baru dikenal belakangan, terutama sejak
diketemukannya mikroskop dan piranti-piranti canggih ilmu kedokteran modern
lainnya. Tapi ketika Doktor dari Toronto, Kanada, itu kemudian membaca dan
mempelajari dari Al Quran apa yang membuatnya heran itu, ia berbalik
terkagum-kagum . Benar, dalam Al Quran diakuinya memuat ayat-ayat yang
berbicara tentang embriologi secara lengkap dan tuntas.
Di tahun 1981, dalam Konferensi
Kedokteran Ke Tujuh di Dammam, Arab Saudi, Profesor Moore berkata: "Adalah
sebuah kehormatan tersendiri bagi saya untuk bisa membantu memperjelas
pernyataan Al Qur'an tentang perkembangan manusia. Sangat jelas bagi saya bahwa
pernyataan tersebut tentulah sampai kepada Nabi Muhammad dari Allah, karena
hampir semua pengetahuan mengenai hal ini baru ditemukan berabad-abad kemudian.
Hal ini membuktikan kepada saya bahwa Nabi Muhammad tentulah merupakan Utusan
Allah
“Apa yang tercantum dalam Al Quran itu
sungguh tidak mungkin terjangkau oleh pengetahuan medis pada abad ke-7 Masehi.
Ini suatu mukjizat“ katanya. Berdasarkan itulah, yang antara lain membuat Dr.
Keith L. Moore kemudian memutuskan untuk menganut agama Islam, menjadi seorang
muslim.
Dimulai dari
Q.S. Az zumar:6,
خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ
وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ
الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ
أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِّن بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ
ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ
فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ
“....Dia menjadikan kamu dalam perut
ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain
Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (surah az-zumar:6)
keyakinan Dr.
Keith L. Moore itu mendasarkan tempat berpijaknya dengan kokoh. Diteruskan
dengan menelusuri Q.S. Al mu’minun:13-14.
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ
Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).Surah al Mu’minun-13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ
عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ
عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ
ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. (Surah al Mu’minun-14)
Berikutnya, ia membacakan Q.S Al-Ĥaj :25
Menurut Dr. Moore, ilustrasi tentang
fetus (embrio yang telah berkembang) dalam uterus (peranakan), baru muncul
pertama kali pada abad ke-15 oleh Leonardo da Vinci. Memang pada abad ke-2
Galen pernah menggambarkan tentang plasenta dan selaput-selaput janin dalam
buku “On The Formation of The Foetus”. Namun jauh berbeda dengan yang diuraikan
pada abad ke-7. Dan kala itu, para ahli kedokteran telah mengetahui bahwa
embrio menusia berkembang di dalam uterus. Tetapi tidak seorang pun yang
mengetahui bahwa perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap. Malah pada
abad ke-15 pun belum didiskusikan, apalagi digambarkan. Setelah mikroskop
ditemukan oleh Leeuwenhook pada abad ke-16, barulah uraian tentang tahapan
permulaan embrio ayam diselidiki para ahli.
Pengetahuan mengenai penahapan embrio
manusia tidak terbayangkan hingga abad ke-20 ketika Streeter (1941) dan
O’Rahilly (1972) mengembangkan sistem penahapan yang pertama kali. Lebih-lebih
tentang tiga lipat kegelapan yang ternyata maksudnya adalah tiga lapisan yaitu
dalam lapisan dinding perut, dinding rahim, dan selaput janin.
Dari pengertian etimologis, sebenarnya
alaqah yang biasanya diterjemahkan dengan segumpal darah lebih bermakna kepada
pengisap darah, yaitu lintah. Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika embrio berada pada
tahap ini (7-24 hari) selain seperti lintah menggelantung di kulit, baik
keadaannya seolah menggantung di dinding uterus maupun sumber hidupnya.
Sebagaimana sumber makanan lintah dari darah manusia yang ditempelinya, begitu
pula janin. Sumber makanannya adalah dari darah sang ibu. Ajaibnya jika janin
dalam tahap ini diperbesar menggunakan mikroskop bentuknya memang betul-betul
menyerupai lintah.
Mengingat pada abad ke-7 itu belum ada
mikroskop ataupun lensa pembesar, maka pengetahuan tentang embrio manusia yang
mirip lintah itu tidak mungkin berasal dari manusia. Dan siapa lagi kalau bukan
dari Allah.
sumber:
quran.com
amanah 37
http://www.al-habib.info/review/al-quran-perkembangan-embrio-manusia.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar