Oleh: Achmad Radama Rinardi (10/301198/TK/36858)
Sejak lama para ilmuwan bingung bagaimana cara sebuah piramida dibangun. Hal ini karena teknologi mengangkat batu-batu besar yang bisa mencapai ribuan kilogram ke puncak-puncak bangunan belum ditemukan di zamannya. Apa rahasia di balik pembangunan piramida ini?
Sejak lama para ilmuwan bingung bagaimana cara sebuah piramida dibangun. Hal ini karena teknologi mengangkat batu-batu besar yang bisa mencapai ribuan kilogram ke puncak-puncak bangunan belum ditemukan di zamannya. Apa rahasia di balik pembangunan piramida ini?
Dalam edisi tanggal 1 Desember 2006, Koran Amerika Times menerbitkan
berita ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa Firaun menggunakan tanah liat
untuk membangun piramida! Menurut penelitian tersebut disebutkan bahwa
batu yang digunakan untuk membuat piramida adalah tanah liat yang
dipanaskan hingga membentuk batu keras yang sulit dibedakan dengan batu
aslinya.
Para ilmuwan mengatakan bahwa Firaun mahir dalam ilmu kimia dalam mengelola tanah liat hingga menjadi batu. Dan teknik tersebut menjadi hal yang sangat rahasia jika dilihat dari kodifikasi nomor di batu yang mereka tinggalkan.
Profesor Gilles Hug, dan Michel Profesor Barsoum menegaskan bahwa Piramida yang paling besar di Giza, terbuat dari dua jenis batu: batu alam dan batu-batu yang dibuat secara manual alias olahan tanah liat.
Dan dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah “Journal of
American Ceramic Society” menegaskan bahwa Firaun menggunakan jenis
tanah slurry untuk membangun monumen yang tinggi, termasuk piramida.
Karena tidak mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan
kilogram. Sementara untuk dasarnya, Firaun menggunakan batu alam.
Piramida, dan lumpur yang sudah diolah menurut ukuran yang diinginkan dibakar untuk diletakkan di tempat yang paling tinggi.
Lumpur tersebut merupakan campuran lumpur kapur di tungku perapian
yang dipanaskan dengan uap air garam dan berhasil membuat uap air
sehingga membentuk campuran tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan
dalam tempat yang disediakan di dinding piramida.
Profesor Davidovits telah mengambil batu piramida yang terbesar
untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap
batu tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa
batu terbuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop
elektron, ahli geologi belum mampu membedakan antara batu alam dan batu
buatan.
Dengan metode pembuatan batu besar melalui cara ini, sang profesor
membutuhkan waktu sepuluh hari hingga mirip dengan batu aslinya.
Sebelumnya, seorang ilmuwan Belgia, Guy Demortier, telah
bertahun-tahun mencari jawaban dari rahasia di balik pembuatan batu
besar di puncak-puncak piramida. Ia pun berkata, “Setelah
bertahun-tahun melakukan riset dan studi, sekarang saya baru yakin bahwa
piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.”
Selama ini, ilmuwan hanya mempunyai jawaban yang fiktif soal cara membangun piramida Firaun. Bagaimana mengangkat batu-batu besar yang jumlahnya mencapai 2,8 juta batu. Waktu itu, mereka menyatakan secara fiktif bahwa orang Mesir kuno memiliki kemampuan mengangkat jutaan batu yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram!
Penemuan oleh Profesor Prancis Joseph Davidovits soal batu-batu
piramida yang ternyata terbuat dari olahan lumpur ini memakan waktu
sekitar dua puluh tahun.
Sebuah penelitian yang luas tentang piramida Bosnia, "Piramida
Matahari" dan menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat!
Ini menegaskan bahwa metode ini tersebar luas di masa lalu. (Gambar dari
batu piramida).
Sebuah gambar yang digunakan dalam casting batu-batu kuno piramida
matahari mengalir di Bosnia, dan kebenaran ilmiah mengatakan bahwa
sangat jelas bahwa metode tertentu pada pengecoran batu berasal dari
tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dalam peradaban
yang berbeda baik Rumania atau Firaun!
Alquran Ternyata Lebih Dulu Punya Jawaban
Jika dipahami lebih dalam, ternyata Alquran telah mengungkapkan hal
ini dari beberapa ayat-ayat yang Allah firmankan. Antara lain:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ
إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي
صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي
لَأَظُنُّهُ مِنَ
الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir’aun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia Termasuk orang-orang pendusta."
(Al-Qashash:38)
Ayat ini menunjukkan rahasia dari teknologi konstruksi yang digunakan
untuk bangunan tinggi sebuah monumen seperti disebutkan “buatkanlah
untukku bangunan yang Tinggi”. Teknik ini didasarkan pada lumpur dan
panas seperti dalam ayat: “Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat!”
Subhanallah! Ada bukti yang menunjukkan bahwa patung-patung raksasa
dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban Rumania dan yang lainnya
juga dibangun dari tanah liat! Dapat dikatakan: bahwa keajaiban Al
Qur’an menunjukkan cara untuk membangun bangunan-bangunan dari tanah
liat dan ini yang tidak diketahui pada waktu turunnya Alquran hingga
zaman modern saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar