Oleh: M. Anugrah Juni Ardian (11/312914/TK/37708)
Allah SWT bersumpah
dalam firman-Nya pada Al-Qur’an Surat Ath-Thur ayat 6:
Yang artinya: "Ada laut yang didalam tanahnya ada api."
“Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan.” (HR Abu Daud)
Semasa
Al-Qur’an diturunkan 1400 tahun yang lalu, api dan air adalah sesuatu yang
bertentangan dimana air mematikan api sedangkan api menguapkan air. Lalu
bagaimana mungkin ada dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam
sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya? Ketika ayat ini diturunkan, Bangsa Arab tidak
mampu menangkap dan memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa
Arab (kala itu) hanya mengenal makna “sajara” sebagai menyalakan tungku
pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih.
Ayat
Al-Qur’an itu telah menjelaskan sruktur bumi itu sendiri. Ini terbukti dengan
teori pemisahan lantai laut (seafloor spreading) yang menyebabkan magma di
bawah kerak bumi keluar dengan tekanan yang kuat ke permukaan di bawah laut.
Pada pertengahan tahun 1990-an, dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint pernah meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut.
Para ilmuwan tersebut, menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu. Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api didaratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius.
Bagaimana api bisa bertahan di dalam laut?
Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif di bawah laut, yang tersebar diseluruh lautan.
Sesungguhnya, Al-Qur’an
telah menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun lalu. Alquran menjelaskan api di
dalam lautan itu dengan istilah 'Masjur'. Dalam bahasa Arab, 'Masjur' dimaknai
dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari oleh panas dibawahnya.
Al-Qur’an ialah
mukjizat terbesar sepanjang masa, karena banyak ayat Al-Qur’an yang baru dapat
dibuktikan oleh peralatan modern pada abad terakhir, mulai dari astronomi,
geologi, biologi, mathemaka, kimia, oseanografi dan semua bidang. Subhanallah,
siapa lagi yang mewahyukan jika bukan pencipta alam semesta? Jadi satu bukti
lagi bahwa Islam itu benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar